Seperti telah
dijelaskan sebelumnya, penyakit nonparasit dapat timbul bila terjadi kesalahan
atau kelalaian selama proses pemeliharaan dan perawatannya. Selama ini penyakit
nonparasit yang sering kali diidap oleh cupang hias ada dua, yaitu gigit ekor
dan bacul.
§ Gigit Ekor
Maksudnya adalah
cupang hias menggigit ekornya sendiri sehingga rusak atau sobek. Perilaku ini
timbul karena keterlambatan pemberian pakan dan kelalaian menjaga kebersihan
atau mengganti air media pemeliharaan. Meskipun secara umum akibatnya tidak
terlalu membahayakan, tetapi akan mengurangi keindahan dan keelokannya
sehingga harga jualnya menjadi rendah.
Selain itu, kondisi ini tidak memungkinkannya untuk disertakan dalam kontes.
Tentu saja hal ini sangat merugikan hobiis dan peternak. Pencegahan yang dapat
dilakukan adalah memperbaiki pola perawatan dan pemeliharaannya, misalnya
dengan memberikan pakan tepat waktu, mengganti air media pemeliharaan minimal
dua hari sekali, dan menjaga kebersihan kolam, akuarium atau bak yang
digunakan.
§ Bacul
Cupang hias
dikatakan mengalami bacul bila
tiba-tiba mengalami kepucatan atau warna tubuhnya kusam, pudar, dan hilang
meskipun tidak terjangkit infeksi.
Kondisi ini umumnya timbul karena air terlalu kotor dan perlakuan kasar yang
diberikan padanya. Selain itu, bacul dapat terjadi pada saat cupang
hias sedang birahi atau dihadapkan dengan cupang hias lain yang ukurannya lebih
besar. Sama seperti gigit ekor, bacul tidak
terlampau membahayakan akibatnya. Namun, bila tidak secapatnya
diantisipasi lebih lanjut dapat
mengakibatkan timbulnya penyakit parasit karena cupang hias yang bacul mengalami penurunan nafsu makan,
stress, dan ketakutan atau trauma. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
sebagai berikut.
1) Jangan sekali-kali memperlakukannya dengan kasar,
misalnya pada saat memindahkan ke wadah lain menggunakan tangan atau
dikejar-kejar.
2) Lakukan penggantian air secara rutin.
3) Gunakanlah air sesuai dengan syarat hidupnya dan
jangan sering mengganti air media perawatannya dengan air baru yang memiliki kualitas
yang berbeda. Terlebih bila kualitas air sebelumnya terbukti baik bagi
perkembangan dan pertumbuhannya.
4) Jangan terlampau sering dihadap-hadapkan atau
disandingkan dalam waktu yang lama dengan cupang hias lain yang memiliki tubuh
lebih besar atau berbeda kategori.
5) Sesekali dekatkan cupang hias betina untuk
melampiaskan birahinya.
6) Lakukan pengarantinaan setelah cupang hias dipijahkan,
sehabis kontes, atau ketika dalam masa penyembuhan penyakit.