Pada saat
penjodohan berhasil, akan terlihat jantan dan betina yang berenang saling
beriringan. Keduanya akan Nampak senantiasa berdekatan satu sama lain. Si
jantan akan menggiringi si betina dan sesekali mempertontonkan keindahan
tubuhnya. Bila keduanya sudah siap kawin, akan Nampak si betina pasrah
dipelukan si jantan. Si jantan akan segera memeluk dan melilit tubuh si betina.
Pelukan ini berlangsung kurang lebih setengah menit. Meraka akan berpelukan
hingga dasar akuarium. Pada saat itulah si betina akan mengeluarkan telurnya
dan si jantan langsung membuahinya. Bersamaan dengan itu, si betina akan
meluncur ke permukaan akuarium menghirup udara.
Telur-telur
akan Nampak berjatuhan dan dengan sigap, lembut dan tekun si jantan akan
memungutinya satu demi satu, menepelkannya pada sarang dengan jalan disemburkan
ke tengah-tengah busa. Setelah semua telur ditempelkan, si jantan akan
menutupinya dengan busa yang dibuatnya kembali sehingga telur akan cukup kuat
menempel dan tidak berjatuhan kembali. Perkawinan ini umumnya terjadi antara
pukul 06.30-11.30. Karena itu, proses penjdodohan harus memperhatikan ketepatan
waktu sehingga dapat disesuaikan waktu perkawinan yang ideal tersebut.
Perkawinan
akan terulang kembali hingga semua telur si betina terkuras habis. Saat usainya
perkawinan ditandai juga dengan diusirnya si betina oleh si jantan. Si jantan
akan bersikap menjaga telur-telur yang menempel di sarang busa. Pada saat itu,
langkah yang harus diambil adalah mengangkat si betina dari dalam akuarium.
Bila tidak segara dilakukan dapat terjadi si betina memakan telur-telurnya
kembali. Pengankatan si betina harus dilakukan sehati-hati mungkin, tanpa
menimbulkan riak-riak besar pada akuarium sehingga dapat menghindari jatuhnya
telur-telur yang menepel pada sarang busa. Sementara itu, si jantan tetap
dibuarkan di dalam akuarium. Ia akan menjaga telur-telur tersebut hingga
menetas.