Seperti pemeliharaan ikan hias pada umumnya, kualitas air yang digunakan dalam pemeliharaan ikan cupang harus disesuaikan dengan syarat hidupnya sehingga pertumbuhan dan perkembangannya akan berjalan secara optimal. Ada empat faktor yang harus dipertimbangkan dan dijadikan dasar dalam menentukan kualitas air yaitu :
- Derajat Keasaman (pH), Derajat Keasaman dapat didefinisikan sebagai besarnya kandungan hidrogen dalam air. Hubungan pH dengan kehidupan ikan sangat erat. Titik kematian ikan biasanya terjadi pada pH 4 atau asam dan pH 11 atau basa. Demikian juga reproduksi atau perkembangan ikan dan adanya penyakit sangat tergantung pada pH air. Di habitat asalnya ikan cupang sangat cocok berkembang pada kondisi air yang memiliki pH sebesar 6,2-7. Sementara itu, air tanah di Indonesia umumnya memiliki pH sebesar 5,2-6,8. Karena itu, sering kali ke dalam air yang akan digunakan harus ditambahkan kapur bordo sebanyak 2 ml persatu liter air agar tercapai pH yang ideal. Namun, bila air yang akan digunakan tergolong memiliki pH di atas netral, para peternak menggunakan daun ketapang untuk mencapai pH ideal. Untuk wadah yang cukup luas dapat digunakan 10 lembar, sementara untuk toples atau akuarium kecil cukup 1 lembar daun.
- Kesadahan Air, didefinisikan sebagai banyaknya mineral dalam air seperti kalsium, kapur, magnesium, seng dan mangan. Di habitat asalnya, ikan cupang sangat cocok berkembang pada kondisi air yang memiliki kesadahan 8-10 derajat dH. Untuk mengetahui kesadahan air dapat digunakan alat ukur salinity tester atau bardeness meter. Pemeriksaan dapat juga dilakukan tanpa menggunakan kedua alat test tersebut, tetapi cukup dengan mencicipi air tersebut. Bila rasanya seperti air payau, berarti tingkat kesadahannya antara 11-15 derajat dH, bila tidak terasa asin walaupun sudah dibubuhi garam, berarti tingkat kesadahannya antara 5-8 derajat dH. Usaha yang dapat dilakukan bila air tersebut memiliki derajat kekerasan atau kesadahan terlalu tinggi adalah dengan menambahkan aquades ke dalamnya.
- Amonia dan Nitrit, Amonia adalah gas buangan hasil metabolisme ikan, baik dari sisa kotoran maupun sisa pakan. Sisa pakan umumnya membusuk sehingga membuat kandungan amonia dalam air meningkat, kandungan amonia yang tinggi akan menyebabkan ikan keracunan atau mabuk, sebaliknya jika kandungannya rendah, daya racunnya makin kuat. Nitrit adalah hasil perompakan protein yang merupakan bagian amonia. Air yang kotor dengan tingkat penyebaran ikan yang banyak umumnya mempunyai kandungan nitrit yang tinggi. Untuk mengurangi kandungan amonia dan nitrit dapat dilakukan dengan cara penggantian air, pemberian aerasi, penguapan atau reaksi kimia dengan oksigen.
- Oksigen Terlarut, Oksigen adalah unsur terpenting dalam kehidupan organisme. Dalam air, oksigen dihasilkan dari tanaman hijau yang mampu berfotosintesis. Karenaitu, secara umum kandungan oksigen terlarut dalam kolam atau akuarium yang banyak mengandung ganggang atau lumut hijau lebih besar pada siang hari dibanding malam hari.Oksigen terlarut ke dalam air melalui proses difusi atau persinggungan dengan udara. Seperti umumnya bangsa ikan, ikan cupang memperoleh oksigen dari air. Selama ini ikan cupang dikenal memiliki daya tahan yang baik terhadap rendahnya oksigen terlarut dalam air, hal ini dimungkinkan karena cupang termasuk ikan labirin. Namun tentu saja, akan lebih baik bila kandungan oksigen terlarutnya cukup besar. Kandungan oksigen yang terlalu rendah dapat menyebabkan penurunan napsu makan, sirip ikan cupang tidak berkembang sempurna dan bentuk tubuh tidak menarik pada ikan cupang peliharaan. Karena itu sangat penting menjaga kandungan oksigen terlarut di atas 5 mg/l. Pengukurannya dapat menggunakan DO meter atau oksigen kit.